The Power Of Qiyamul Lail | Dima Hafizul Ilmi


Qiyamul lail adalah shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu. Karena itulah para shalihin  zaman rasululah  maupun dari umat-umat sebelumnya giat melaksanakannya. Disamping itu, ia adalah rahasia keshalihan dan ketinggian mutu seorang insan. Manfaat qiyamul lail hanya dapat diraih dengan sempurna, apabila ia dikerjakan dengan ikhlas dan mutaba’ah (mencontoh). Ikhlas itu semata-mata karena allah SWT, sedangkan mutaba’ah itu dengan meneladani rasulullah SAW.

Banyak dari kita semua yang belum mengetahui keutamaan dan rahasia yang dahsyat tentang keutamaan qiyamul lail. Maka dari itu tidak banyak yang melaksankannya dengan banyak alasan yang terlontar seperti : kelelahan, ngantuk, tidak bisa terbangun dan lain sebagainya.

Namun disini penulis akan menjelaskan keutamaan dan rahasia qiyamul lail. Tujuannya yakni agar kita semua tergerak untuk melaksanakan secara rutin ibadah yang agung ini, demikian juga agar qiyamul lail yang kita laksnakan menjadi mantap, apabila kita memahami dengan baik rahasia-rahasia ibadah yang agung ini.

 Keutamaan sholat qiyamul lail
Keutamaan sholat qiyamul lail itu sangan besar, karena beberapa hal :

a.  Nabi muhhammad saw sangat memperhatikan sholat qiyamul lail sehingga kedua telapak kaki beliau pecah-pecah. Sebagaimana riwayat menceritakan dari Aisyah Ra, bahwa nabi Muhammad melaksanakan qiyamul lail sehingga kedua telapak kaik beliau pecah-pecah, maka Aisyah bertanya, “mengapa anda melakukan hal ini wahai rasulullah, padahal allah telah mengampuni dosa-dosa mu yang telah lalu dan yang akan datang.”
Beliau menjawab , “Afalaa akunuu abdan syakuuraa” wahai aisyah apakah aku tidak boleh menjaddi hamba yang banyak bersyukur”.

b.      Salah satu penyebab terbesar masuk kedalam syurga
Sebagaimana diriwayatkan :
: عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلَامٍ قَالَ: لَمَّا قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِيْنَةَ ، اِنْجَفَلَ النَّاسُ إِلَيْهِ ، وَقِيْلَ : قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَجِئْتُ فِي النَّاسِ لِأَنْظُرَ إِلَيْهِ ، فَلَمَّا اسْتَبَنْتُ وَجْهَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهٍ كَذَّابٍ ، فَكَانَ أَوَّلَ شَيْءٍ تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ: (( يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَفْشُوْا السَّلَامَ ، وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ ، وَصِلُوْا الْأَرْحَامَ ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ )).

Dari ‘Abdullah bin Salâm, ia berkata: “Ketika Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, orang-orang segera pergi menuju beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam (karena ingin melihatnya). Ada yang mengatakan: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah datang, lalu aku mendatanginya ditengah kerumunan banyak orang untuk melihatnya. Ketika aku melihat wajah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , aku mengetahui bahwa wajahnya bukanlah wajah pembohong. Dan yang pertama kali beliau ucapkan adalah, ‘Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikan makan, sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk Surga dengan selamat.”

c.       Qiyamul lail merupakan satu faktor ditinggikan derajat dalam syurga
Berdasarkan hadis abu malik bin asy’ari ra ia menuturkan : “sesungguhnya disyurga terdapat tempat-tempat yang tinggi, luarnya tampak dari dalam dan dalamnya tampak dari luar, yang disediakan oleh allah bagi siapa yang memberi makan orang yang membutuhkan, melunakkan ucapan, memperbanyak puasa, menyebarkan salam, dan sholat pada malam hari saat manusia tidur.

d.      Orang orang yang menjaga qiyamul lail adalah orang-orang yang berbuat kebajikan dah berhak mendapatkan rahmat dari allah dan syurganya karena :
(17). كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam”
(18).وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).”
Q.s (adz-dzariyat 17-18)
e. allah swt memuji orang yang ahli sholat malam sebagai bagian dari hamba-hambanya yang berbakti “ibrar rahman” dia berfirman :
 وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا
“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka”

e.       Sebagai saksi keimanan mereka yang sempurna
firman allah dalam surah as-sajadah: 15-16
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (15) تَتَجَافَ جُنُوبُهُمْ (16)عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Artinya :“ sesungguhnya ornag-orang yang beriman dengan ayat-ayat kami, adalah orang yang apabila dipringatkan dengan ayat-ayat kami, mereka menyungkur sujud dan bertasbih dan memuji rabbnya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada mereka."

f.       Allah menyangkal persamaan antara mereka dengan selain mereka yang tidak mempunyai kriteria yang mereka miliki.
Firman allah :
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya : (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

g.      Qiyamul lail dapat menghapuskan kesalahan-kesalahan dan mencegah dari perbuatan dosa : berdasarkan hadis abu umamah dari rasullulah bahwa beliau pernah bersabda :
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ
Artinya :Hendaklah kalian mengerjakan sholat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang sholeh sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Hakim dalam Shahihul Jami’).

h.      Qiyamul lail adalah sholat yang paling utama setelah sholat fardhu, berdasarkan hadis dari abu hurairah ra yang didalamnya disebutkan : “puasa yang paling utama sesudah puasa ramadhan ialah puasa pada bulan allah yang dimuliakan, sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu ialah sholat malam.

i.        Kemuliaan seorang mukmin terletak pada sholat malam sebagaimana jibril berkata kepada nabi Muhammad : “wahai Muhammad, hiiduplah sesukamu namun kamu pasti akan mati, cintailah siapa saja yang kami  suka namun kamu pasti akan berpisah dengannnya, dan berbuatlah sesukamu sebab kamu akan mendapatkan balsannya.  kemudian  ia melanjutkan : “wahai Muhammad, kemulian seorang mukmin itu terletak pada shhlat malam dan harga dirinya terletak pada sikap mersa cukup dari (apa yang dimiliki) orang lain.

j.        Qiyamul lail membuat pelakunya pantas membuat orang lain “iri hati” kepadanya, karena pahalanya yang sangat besar, yang lebih baik dari dunia dan seisinya. Berdasarkan hadis rasulullah saw :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “لاَ حَسَدَ إِلاَّ عَلَى اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ هٰذَا الْكِتَابِ. فَقَامَ بِهِ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ. وَرَجُلٌ آتاَهُ اللهُ مَالاً. فَتَصَدَّقَ بِهِ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ.
Hadits riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu,iaberkata : Rasulullah  Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan kitab ini (Alquran) kemudian ia melaksanakannya di waktu malam dan di waktu siang dan terhadap orang yang Allah berikan harta dan ia menyedekahkannya di waktu malam dan di waktu siang.

k.       Membbaca al-qur’an setelah qiyamul lail adalah ghanimah (kekayaan) yang sangat besar. Sebagaimana sabda rasulullah :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَامَ بِعَشْرِ آيَاتٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنْ الْغَافِلِينَ وَمَنْ قَامَ بِمِائَةِ آيَةٍ كُتِبَ مِنْ الْقَانِتِينَ وَمَنْ قَامَ بِأَلْفِ آيَةٍ كُتِبَ مِنْ الْمُقَنْطِرِينَ

Dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa bangun (shalat malam) dan membaca sepuluh ayat, maka dia tidak akan dicatat sebagai orang-orang yang lalai. Barangsiapa bangun (shalat malam) dengan membaca seratus ayat, maka dia akan dicatat sebagai orang-orang yang tunduk, dan barangsiapa bangun (shalat malam) dengan membaca seribu ayat, maka dia akan dicatat sebagai muqanthirin (orang-orang yang mendapat pahala berlipat-lipat tak terhingga)2. HR Abu Dawud 1190, shahih.







Posting Komentar

0 Komentar