Qiyamul lail adalah shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu.
Karena itulah para shalihin zaman
rasululah maupun dari umat-umat
sebelumnya giat melaksanakannya. Disamping itu, ia adalah rahasia keshalihan
dan ketinggian mutu seorang insan. Manfaat qiyamul lail hanya dapat diraih
dengan sempurna, apabila ia dikerjakan dengan ikhlas dan mutaba’ah (mencontoh).
Ikhlas itu semata-mata karena allah SWT, sedangkan mutaba’ah itu dengan
meneladani rasulullah SAW.
Banyak dari kita semua yang belum mengetahui keutamaan dan rahasia
yang dahsyat tentang keutamaan qiyamul lail. Maka dari itu tidak banyak yang
melaksankannya dengan banyak alasan yang terlontar seperti : kelelahan, ngantuk,
tidak bisa terbangun dan lain sebagainya.
Namun disini penulis akan menjelaskan keutamaan dan rahasia qiyamul
lail. Tujuannya yakni agar kita semua tergerak untuk melaksanakan secara rutin ibadah
yang agung ini, demikian juga agar qiyamul lail yang kita laksnakan menjadi
mantap, apabila kita memahami dengan baik rahasia-rahasia ibadah yang agung
ini.
Keutamaan
sholat qiyamul lail
Keutamaan
sholat qiyamul lail itu sangan besar, karena beberapa hal :
a. Nabi
muhhammad saw sangat memperhatikan sholat qiyamul lail sehingga kedua telapak
kaki beliau pecah-pecah. Sebagaimana riwayat menceritakan dari Aisyah Ra, bahwa
nabi Muhammad melaksanakan qiyamul lail sehingga kedua telapak kaik beliau
pecah-pecah, maka Aisyah bertanya, “mengapa anda melakukan hal ini wahai
rasulullah, padahal allah telah mengampuni dosa-dosa mu yang telah lalu dan
yang akan datang.”
Beliau
menjawab , “Afalaa akunuu abdan syakuuraa” wahai aisyah apakah aku
tidak boleh menjaddi hamba yang banyak bersyukur”.
b.
Salah
satu penyebab terbesar masuk kedalam syurga
Sebagaimana
diriwayatkan :
: عَنْ عَبْدِ اللهِ
بْنِ سَلَامٍ قَالَ: لَمَّا قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْمَدِيْنَةَ ، اِنْجَفَلَ النَّاسُ إِلَيْهِ ، وَقِيْلَ : قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَجِئْتُ فِي النَّاسِ لِأَنْظُرَ إِلَيْهِ ، فَلَمَّا
اسْتَبَنْتُ وَجْهَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرَفْتُ أَنَّ
وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهٍ كَذَّابٍ ، فَكَانَ أَوَّلَ شَيْءٍ تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ:
(( يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَفْشُوْا السَّلَامَ ، وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ ، وَصِلُوْا
الْأَرْحَامَ ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ
بِسَلَامٍ )).
Dari ‘Abdullah
bin Salâm, ia berkata: “Ketika Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang
ke Madinah, orang-orang segera pergi menuju beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam (karena ingin melihatnya). Ada yang mengatakan: Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam telah datang, lalu aku mendatanginya ditengah kerumunan
banyak orang untuk melihatnya. Ketika aku melihat wajah Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam , aku mengetahui bahwa wajahnya bukanlah wajah pembohong. Dan
yang pertama kali beliau ucapkan adalah, ‘Wahai sekalian manusia, sebarkanlah
salam, berikan makan, sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika
orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk Surga dengan selamat.”
c.
Qiyamul
lail merupakan satu faktor ditinggikan derajat dalam syurga
Berdasarkan
hadis abu malik bin asy’ari ra ia menuturkan : “sesungguhnya disyurga
terdapat tempat-tempat yang tinggi, luarnya tampak dari dalam dan dalamnya
tampak dari luar, yang disediakan oleh allah bagi siapa yang memberi makan
orang yang membutuhkan, melunakkan ucapan, memperbanyak puasa, menyebarkan
salam, dan sholat pada malam hari saat manusia tidur.
d.
Orang
orang yang menjaga qiyamul lail adalah orang-orang yang berbuat kebajikan dah
berhak mendapatkan rahmat dari allah dan syurganya karena :
(17). كَانُوا قَلِيلًا
مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ “Mereka
sedikit sekali tidur di waktu malam”
(18).وَبِالْأَسْحَارِ
هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ “Dan
di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).”
Q.s
(adz-dzariyat 17-18)
e. allah swt
memuji orang yang ahli sholat malam sebagai bagian dari hamba-hambanya yang
berbakti “ibrar rahman” dia berfirman :
وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ
لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا
“Dan orang yang
melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka”
e.
Sebagai
saksi keimanan mereka yang sempurna
firman allah
dalam surah as-sajadah: 15-16
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ
إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا
يَسْتَكْبِرُونَ (15) تَتَجَافَ جُنُوبُهُمْ (16)عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ
خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Artinya :“
sesungguhnya ornag-orang yang beriman dengan ayat-ayat kami, adalah orang yang
apabila dipringatkan dengan ayat-ayat kami, mereka menyungkur sujud dan
bertasbih dan memuji rabbnya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung
mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada rabbnya dengan
rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang kami
berikan kepada mereka."
f.
Allah
menyangkal persamaan antara mereka dengan selain mereka yang tidak mempunyai
kriteria yang mereka miliki.
Firman allah :
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ
سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي
الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو
الْأَلْبَابِ
Artinya : (Apakah
kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
g.
Qiyamul
lail dapat menghapuskan kesalahan-kesalahan dan mencegah dari perbuatan dosa :
berdasarkan hadis abu umamah dari rasullulah bahwa beliau pernah bersabda :
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ
دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ،
وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ
الجَسَدِ
Artinya :“Hendaklah kalian mengerjakan sholat malam, karena itu merupakan
kebiasaan orang sholeh sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah
dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan.”
(HR. Ahmad, Tirmidzi, Hakim dalam Shahihul Jami’).
h.
Qiyamul
lail adalah sholat yang paling utama setelah sholat fardhu, berdasarkan hadis
dari abu hurairah ra yang didalamnya disebutkan : “puasa yang paling utama
sesudah puasa ramadhan ialah puasa pada bulan allah yang dimuliakan, sholat
yang paling utama sesudah sholat fardhu ialah sholat malam.
i.
Kemuliaan
seorang mukmin terletak pada sholat malam sebagaimana jibril berkata kepada
nabi Muhammad : “wahai Muhammad, hiiduplah sesukamu namun kamu pasti akan
mati, cintailah siapa saja yang kami
suka namun kamu pasti akan berpisah dengannnya, dan berbuatlah sesukamu
sebab kamu akan mendapatkan balsannya. kemudian ia melanjutkan : “wahai Muhammad, kemulian
seorang mukmin itu terletak pada shhlat malam dan harga dirinya terletak pada
sikap mersa cukup dari (apa yang dimiliki) orang lain.
j.
Qiyamul
lail membuat pelakunya pantas membuat orang lain “iri hati” kepadanya, karena
pahalanya yang sangat besar, yang lebih baik dari dunia dan seisinya. Berdasarkan
hadis rasulullah saw :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم
“لاَ حَسَدَ إِلاَّ عَلَى اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ هٰذَا الْكِتَابِ. فَقَامَ
بِهِ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ. وَرَجُلٌ آتاَهُ اللهُ مَالاً. فَتَصَدَّقَ
بِهِ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ”.
Hadits riwayat
Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu,iaberkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Tidak
ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap
orang yang Allah berikan kitab ini (Alquran) kemudian ia melaksanakannya di
waktu malam dan di waktu siang dan terhadap orang yang Allah berikan harta dan
ia menyedekahkannya di waktu malam dan di waktu siang.
k.
Membbaca
al-qur’an setelah qiyamul lail adalah ghanimah (kekayaan) yang sangat besar. Sebagaimana
sabda rasulullah :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ
الْعَاصِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَامَ
بِعَشْرِ آيَاتٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنْ الْغَافِلِينَ وَمَنْ قَامَ بِمِائَةِ آيَةٍ كُتِبَ
مِنْ الْقَانِتِينَ وَمَنْ قَامَ بِأَلْفِ آيَةٍ كُتِبَ مِنْ الْمُقَنْطِرِينَ
Dari ‘Abdullah
bin ‘Amru bin Al ‘Ash dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Barangsiapa bangun (shalat malam) dan membaca sepuluh ayat, maka dia
tidak akan dicatat sebagai orang-orang yang lalai. Barangsiapa bangun (shalat
malam) dengan membaca seratus ayat, maka dia akan dicatat sebagai orang-orang
yang tunduk, dan barangsiapa bangun (shalat malam) dengan membaca seribu ayat,
maka dia akan dicatat sebagai muqanthirin (orang-orang yang mendapat pahala
berlipat-lipat tak terhingga)2.” HR Abu Dawud 1190, shahih.
0 Komentar