By: SM. Arief Budiansyah
Jika ingin melihat gambaran bagaimana suatu negara di masa
depan nanti, maka lihatlah apa yang sedang dikerjakan oleh anak-anak muda di
negara tersebut hari ini. Begitulah bunyi dari kalimat yang pernah saya dengar dari
salah satu tokoh terkenal tersebut.
Masih teringat di benak saya saat masih duduk di bangku
sekolah dasar dulu dimana para guru sering menanyakan tentang cita-cita apa yang
ingin diraih saat dewasa nanti.
Pada masa itu juga semua anak berlomba-lomba belajar mengincar peringkat tertinggi di kelasnya. Permainan-permainan jaman dulu juga banyak sekali mewajibkan para anak-anak untuk saling berinteraksi satu sama lain dan menggerakkan seluruh anggota tubuh mereka.
Pada masa itu juga semua anak berlomba-lomba belajar mengincar peringkat tertinggi di kelasnya. Permainan-permainan jaman dulu juga banyak sekali mewajibkan para anak-anak untuk saling berinteraksi satu sama lain dan menggerakkan seluruh anggota tubuh mereka.
Tulisan ini coba saya buat setelah melihat semakin maraknya
para remaja dan anak-anak yang banyak menghabiskan waktunya berjam-jam didepan
gadget tanpa memikirkan lagi masa depan apa yang mereka inginkan.
Memang benar bahwa hiburan itu diperlukan bagi setiap umat manusia.
Tujuannya tentu saja agar seseorang tidak mengalami stress yang berlebihan
dalam menjalani rutinitas kesibukannya.
Porsi antara rutinitas dan hiburan harus selalu dijaga agar perbandingannya tetap berada di angka yang semestinya. Jika 80% waktu dihabiskan untuk belajar, maka luangkanlah sekitar 20% untuk hiburan.
Porsi antara rutinitas dan hiburan harus selalu dijaga agar perbandingannya tetap berada di angka yang semestinya. Jika 80% waktu dihabiskan untuk belajar, maka luangkanlah sekitar 20% untuk hiburan.
Namun berdasarkan yang saya amati hari ini, apa yang
terjadi pada generasi muda kita justru merupakan kebalikannya. Dimana perkembangan
teknologi gadget membuat seseorang malah mengutamakan 80% waktu miliknya untuk
hiburan dan 20% sisanya untuk belajar.
Peran orang tua sebenarnya sangat dibutuhkan disini. Alangkah baiknya
lagi jika para orang tua dapat menguasai sepenuhnya teknologi gadget sebelum
memberikannya kepada anak mereka.
Dengan begitu para orang tua bisa sepenuhnya memberikan kontrol penuh pada gadget mereka, seperti melakukan pemblokiran aplikasi dan pembatasan penggunaannya.
Dengan begitu para orang tua bisa sepenuhnya memberikan kontrol penuh pada gadget mereka, seperti melakukan pemblokiran aplikasi dan pembatasan penggunaannya.
Lalu apa saja biasanya hal-hal yang banyak menyita waktu kita didepan gadget?
1. Bermain Game
Tidak bisa dipungkiri bahwa hal inilah yang paling banyak
membuat seseorang kehilangan fokus belajar mereka. Karena sesungguhnya apa yang
ada dalam pikiran mereka hanyalah bagaimana caranya agar bisa menaikkan peringkat
game mereka saat memiliki waktu luang nanti.
Berdasarkan pengalaman yang pernah saya
alami, jujur saja saya pernah kehilangan semangat untuk mempelajari materi
perkuliahan gara-gara sudah mengenal game. Bahkan saya saat itu juga seperti kehilangan
kemampuan untuk menulis artikel seperti ini.
Namun semenjak suatu hari saya memutuskan untuk berhenti sepenuhnya
bermain game, saya akhirnya bisa mengembalikan fokus belajar saya yang telah hilang tersebut.
Hal itulah yang membuat saya menyadari betapa berbahayanya dampak yang ditimbulkan game ini jika sudah terlalu melekat kuat pada kehidupan seseorang.
Hal itulah yang membuat saya menyadari betapa berbahayanya dampak yang ditimbulkan game ini jika sudah terlalu melekat kuat pada kehidupan seseorang.
2. Menggunakan Media
Sosial dan Youtube
Pernahkah anda menghitung berapa lama waktu yang telah anda habiskan dalam sehari hanya dari kegiatan media sosial saja?
Pengguna media sosial pada umumnya seperti whatsapp, facebook, dan instagram bisa menghabiskan waktu yang cukup lama di depan gadgetnya hanya sekedar untuk melihat konten-konten hiburan.
Begitu juga dengan
Youtube. Pengguna smartphone yang semakin bertambah membuat semakin menjamurnya
konten-konten berbahasa Indonesia yang benar-benar telah banyak menyita waktu berharga kita.
Jika penggunaannya tidak dikontrol, bisa saja hampir seharian penuh mereka tidak keluar dari kamar mereka, dan hal itu bukanlah sesuatu yang baik.
Jika penggunaannya tidak dikontrol, bisa saja hampir seharian penuh mereka tidak keluar dari kamar mereka, dan hal itu bukanlah sesuatu yang baik.
Apakah ada suatu dampak negatif dari gadget bagi dunia pendidikan
hari ini?
Perkembangan teknologi pada hari ini sepertinya telah membuat orang-orang menjadi semakin terlena dengan apa yang ditawarkan oleh teknologi tersebut. Memang benar adanya
teknologi hadir untuk memudahkan kita, namun bukan berarti kita harus memanfaatkannya
sebagai jalan pintas untuk menghasilkan sesuatu yang bersifat instan.
Contoh sederhana saja misalnya, cobalah lihat bagaimana
tugas perkuliahan hari ini, banyak sekali yang memilih melakukan cara yang instan
dengan mengutip langsung dari internet (copy paste). Hal ini dilakukan hanya
untuk sekedar memenuhi kewajiban yang diberikan oleh dosen, bukan karena
keinginan kuat dari dirinya sendiri untuk mempelajari materi tersebut.
Sangat berbeda sekali jika mengutip bahan dari buku dimana
seseorang diwajibkan membaca materi tersebut terlebih dahulu. Sehinnga setelah
memahami garis besarnya, barulah ia bisa mengerjakan tugas tersebut.
Maka hal yang benar adalah pahamilah materinya terlebih dahulu
baru buat print out hasil pekerjaannya, bukan justru hasil pekerjaannya
yang keluar terlebih dahulu, tetapi ketika ditanya materinya justru tidak paham.
Pahamilah satu hal bahwa hasil dari kerja keras itu jauh lebih baik dibandingkan
dengan hasil yang diraih dengan cara yang instan.
Apakah ada hal yang bisa kita lakukan agar gadget kita menjadi sesuatu yang bernilai positif?
1. Gunakanlah Gadgetmu
Sebagai Media Untuk Menambah Informasi dan Jangan Berlebihan Mencari Hiburan
Sekali lagi saya katakan, hiburan itu boleh saja, namun
jangan terlalu berlebihan. Hadirnya gadget memang berguna untuk memudahkan kita
untuk mengakses pelajaran tanpa perlu pergi ke perpustakaan.
Kemudahan inilah
yang kemudian membuat seseorang menjadi malas. Kerap kali alasan yang digunakan
adalah “Buat apa capek-capek mencari buku, jika materinya bisa kita temukan
dengan mudah di internet”.
2. Youtube Agar
Memiliki Nilai Positif
Anda dapat memanfaatkan youtube untuk mencari materi pelajaran yang masih bingung untuk dipelajari. Hal ini tentu jauh lebih bermanfaat dibanding menonton konten-konten yang lain.
Cobalah juga beralih dari menjadi seorang pengguna menjadi
seorang pembuat (from user to creator). Hal ini tentu akan memicu kreativitas anda untuk bisa berkarya menghasilkan sesuatu.
Karena daripada menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton konten, lebih baik menghabiskan waktu berjam-jam untuk menghasilkan konten.
Karena daripada menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton konten, lebih baik menghabiskan waktu berjam-jam untuk menghasilkan konten.
Karena sesungguhnya rutin memproduksi itu jauh lebih baik daripada rutin mengkonsumsi. Namun
dengan catatan buatlah konten yang memiliki manfaat luas dan bernilai edukatif.
3. Medsos Agar
Memiliki Nilai Positif
Beberapa hal seperti menghabiskan waktu untuk membaca status
facebook, melihat foto-foto selfie, dan juga sesuatu seperti membaca story whatsapp orang
lain (yang biasanya berisikan curahan perasaan mereka hari ini) merupakan sesuatu yang banyak sekali menyita waktu.
Saya lebih menyarankan anda daripada
menggunakan waktu untuk membaca hal-hal tersebut, lebih baik gunakanlah lebih
banyak waktu untuk membaca berita-berita terbaru mengenai apa yang terjadi hari ini. Hal
tersebut tentu jauh lebih bermanfaat.
Cobalah juga untuk menulis story atau status yang memiliki nilai manfaat informasi seperti
kutipan tokoh, kata-kata motivasi untuk belajar, atau mungkin juga berita edukatif
lainnya.
Sedangkan saran lainnya yang dapat saya berikan adalah manfaatkanlah gadgetmu dan semua media sosial yang ada di dalamnya untuk berbisnis. Mengapa? Karena daripada kuota habis hanya untuk konsumsi hiburan harian saja, lebih baik habiskan kuotamu untuk menghasilkan sesuatu yang bersifat produktif.
Kesimpulan
GADGET !!!! saya mengibaratkan benda ini sebagai hewan buas. Jika
anda tidak berhasil menjinakkan hewan buas tersebut maka anda lah yang akan dikuasai
olehnya.
Kita semua harus memanfaatkan kemudahan yang dihadirkan oleh gadget tersebut untuk membuat diri kita justru bisa bekerja lebih keras lagi, bukan untuk terlena sepenuhnya dengan apa yang ditawarkan olehnya.
Gunakanlah gadget tersebut sebagai senjata anda dalam belajar, jangan sampai justru anda yang malah terbunuh oleh senjata milik anda sendiri.
Kita semua harus memanfaatkan kemudahan yang dihadirkan oleh gadget tersebut untuk membuat diri kita justru bisa bekerja lebih keras lagi, bukan untuk terlena sepenuhnya dengan apa yang ditawarkan olehnya.
Gunakanlah gadget tersebut sebagai senjata anda dalam belajar, jangan sampai justru anda yang malah terbunuh oleh senjata milik anda sendiri.
Demikianlah sekedar pemikiran yang dapat saya keluarkan kali
ini, kita bertemu lagi di postingan yang berikutnya.
Baca postingan saya yang lainnya:
1. 4 Hal yang Dapat Dilakukan Mahasiswa Agar Dapat Menyerap Materi Perkuliahan Lebih Baik Lagi
2. Benarkah Bank Syariah Dapat Menjadi Salah Satu Solusi Perekonomian Negara?
3. Apakah Infaq Harta yang Anda Berikan Memiliki Peran Ekonomi?
4. Apakah Bank Syariah yang Ada di Indonesia Benar-Benar Murni Merupakan Bank Syariah?
PROFIL PENULIS
Nama: SM. Arief Budiansyah
Pen Name: Ayib-kun
Prodi Ekonomi Syariah
Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indragiri
0 Komentar