By: SM. Arief Budiansyah
Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan semakin banyaknya perangkat-perangkat elektronik yang mulai terhubung dengan internet. Jika dulunya internet hanya dapat dijalankan pada komputer atau laptop, maka sekarang internet juga sudah dapat dihubungkan dengan perangkat elektronik lainnya seperti printer, AC, mesin cuci, kamera CCTV, dan lain-lain.
Namun ada satu yang menjadi inti utama dari semua perangkat
tersebut, yaitu smartphone. Kehadiran smartphone membuat pengguna internet menjadi
semakin bertambah. Peluang itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh para
perusahaan pembuat game untuk memasarkan game buatan mereka di Indonesia.
Karena bagi mereka Indonesia merupakan pasar konsumtif yang sangat tepat.
Apapun produk yang ditawarkan kepada kita, jika dapat diterima baik oleh masyarakatnya
maka akan berakhir dengan kesuksesan. Itulah yang menjadi kelemahan kita,
terlalu banyak melakukan konsumsi daripada produksi.
Perusahaan game biasanya mengincar para anak-anak muda agar
mau memainkan game buatan mereka. Jika kita tidak dapat mengontrol diri, maka
kita bisa terjerumus sepenuhnya dalam game tersebut.
Saya membagi tipe-tipe orang yang bermain game ke dalam tiga
golongan.
1. Orang yang bermain game sekedar untuk memenuhi kebutuhan
hiburannya
Saya pernah menyinggung di tulisan sebelumnya bahwa setiap
manusia itu memiliki kebutuhan hiburannya masing-masing. Di dalam 100% waktu
kita, biasanya kita meluangkan maksimal sekitar 20% waktu yang kita miliki
untuk hiburan.
Tujuannya agar tidak mengalami stress yang berlebihan dalam
menjalani rutinitas kesehariannya. Contoh hiburan yang saya maksud ada banyak
sekali, bisa seperti bermain bola, menonton tv, jalan-jalan, menggambar,
menulis, mendengarkan musik, dan lain-lain.
Beberapa orang juga ada yang memilih menggunakan game
sebagai salah satu sarana hiburan mereka. Namun entah
mengapa yang terjadi hari ini justru beberapa orang malah banyam menggunakan 100% waktunya untuk
bermain game dalam memenuhi kebutuhan hiburannya.
Hal ini membuat mereka justru menjadi orang yang kecanduan akan permainan game dan itulah yang membuat game menjadi tergolong berbahaya.
Hal ini membuat mereka justru menjadi orang yang kecanduan akan permainan game dan itulah yang membuat game menjadi tergolong berbahaya.
2. Orang yang bermain game sebagai hiburan, namun berhasil
mendapatkan pundi-pundi Rupiah dari kegiatan tersebut
Ya, anda tidak salah dengar. Golongan kedua adalah orang
yang pandai memanfaatkan peluang dari kegiatan hiburan ini sebagai cara untuk mendapatkan
Rupiah.
Caranya? Yaitu dengan menjadi Youtuber atau Blogger.
Pendapatan Youtuber atau Blogger didapatkan dari iklan yang terpasang di konten
milik kita. Kedua platform tersebut akan membayar penggunanya jika konten milik
kita memiliki jumlah view yang tinggi. Karena semakin tinggi view yang didapatkan
seseorang, maka semakin tinggi pula jumlah orang-orang yang melihat iklan
tersebut.
Misalkan 10.000 orang telah melihat konten kita, maka sudah 10.000
kali iklan tersebut ditayangkan, dan itu merupakan keuntungan bagi kita sebagai
sebagai wadah mereka memasarkan iklan dan juga menjadi keuntungan promosi bagi
orang yang memiliki iklan tersebut. Otomatis sebagai imbalannya kita diberikan
pendapatan karena telah menayangkan iklan milik mereka di konten kita.
Namun hal yang perlu anda ketahui adalah dibalik profesi
apapun itu, pasti selalu ada kerja kerasnya. Anda pasti berpikir bahwa menjadi
youtuber itu adalah cara tercepat untuk mendapatkan uang. Padahal dalam
prakteknya tidaklah semudah itu. Mengedit suatu video agar terlihat menarik dan
menemukan berbagai gagasaan konten yang bisa menarik banyak penonton sungguh
membutuhkan waktu berjam-jam.
Kunci dari menjadi Youtuber atau Blogger adalah konsisten. Jika
misalkan saja kita telah membuat sebuah konten selama berjam-jam dan hanya
mendapatkan sedikit viewer, maka jangan habiskan waktu untuk mengeluh bahwa
kegiatan tersebut merupakan hal yang sia-sia. Daripada menghabiskan waktu untuk
mengeluh, lebih baik segera gunakan waktu anda untuk menghasilkan konten lagi.
Do more get more.
Seperti pribahasa yang kalimatnya berbunyi “bersakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian”, atau juga pribahasa yang berbunyi “Tugas
kita di dunia ini adalah untuk menanam benih sebanyak mungkin, sedangkan untuk
hasilnya kita serahkan kepada yang diatas”. Semua itu dapat menjadi motivasi
bagi diri anda yang ingin mencoba menjadi Youtuber dan Blogger.
Maksud dari
pribahasa tersebut adalah tidak masalah jika kita banyak merasakan capeknya
daripada hasilnya saat pertama kali melakukan pekerjaan, namun percayalah akan
datang suatu hari bahwa apa yang anda kerjakan akan menghasilkan sesuatu.
Serahkan saja semuanya kepada Allah swt, teruslah berikhtiar dan tawakal.
3. Orang yang menjadi Atlit Esport
Sebelumnya, apa itu Esport?
Esport adalah singkatan dari Elektronik Sport yang berarti
olahraga elektronik. Beberapa permainan game di era 4.0 ini banyak yang sudah dianggap
setara seperti halnya olahraga-olahraga yang ada dalam cabang olimpiade.
Contohnya saja game Dota 2, League of Legends, Mobile Legends, PUBG, COD Mobile,
dan banyak lagi. Bahkan pada Sea Games di Filipina nanti saja sudah memasukkan
Esports sebagai cabang olaharaganya.
Mereka-mereka yang sudah ahli dalam memainkan game-game
tersebut biasanya akan mengikuti turnamen baik dari tingkat nasional maupun
internasional. Dari turnamen tersebut lah mereka menghasilkan uang.
Apakah menjadi atlit Esport itu mudah?
Atlit !! Apakah memang terdengar semudah itu menjadi seorang atlit?
Apapun
itu cabang olahraganya, tidak ada satupun yang bisa diraih dengan cara yang instan.
Yang namanya semua atlit itu harus siap mengorbankan fisik dan waktu berharga mereka
untuk melakukan banyak latihan.
Sedangkan dalam menjadi atlit Esporst tidak hanya
mengandalkan fisik yang tahan saja, tetapi juga harus menggunakan fungsi otak
secara penuh untuk menentukan strategi yang tepat dalam mengalahkan atlit Esporst
lainnya. Biasanya hanya ada satu pemenang tunggal saja.
Maka jika kita mengalami suatu kekalahan, apakah anda sudah mempersiapkan mental?
Maka jika kita mengalami suatu kekalahan, apakah anda sudah mempersiapkan mental?
Apa yang akan terjadi jika semua generasi muda kita memilih
menjadi "Atlit Esport"?
Apa yang ditawarkan dengan menjadi atlit esports itu memang
terdengar menggiurkan bagi orang-orang yang memang hobi bermain game. Jika manusia
memang sudah cinta akan suatu hal, maka pasti akan terus menerus dikerjakan.
Misalkan saja jika tekad seseorang itu benar-benar sudah bulat ingin menjadi
seorang atlit esport dan sukses dalam menekuni hal tersebut
Maka otomatis akan membuat semakin ramai anak-anak muda lainnya yang berbondong-bondong ingin menjadi atlit esports.
Maka otomatis akan membuat semakin ramai anak-anak muda lainnya yang berbondong-bondong ingin menjadi atlit esports.
Pertanyaan yang akan muncul nantinya yaitu “siapa yang akan
mengisi sektor-sektor seperti di bidang ekonomi, pendidikan, agama, hukum, dan sektor-sektor
penting yang lainnya pada pemerintahan di masa depan nanti jika semua generasi
muda kita memilih untuk menjadi atlit esports?”.
Tentu kita tidak ingin menjadi
negara yang mengalami krisis sumber daya manusia di sektor-sektor penting tersebut
sehingga mau tidak mau harus membuat negara mengimpor SDM dari luar negeri.
Kembali ke pertanyaan, Bermain Game itu positif atau
negatif?
Ini kita kembalikan kepada penggunaannya. Game itu akan
menjadi positif jika anda mampu memanfaatkannya untuk menghasilkan rupiah,
namun akan menjadi negatif jika anda tenggelam di dalamnya dan banyak
menghabiskan uang milik orang tua anda hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
~والله أعلم بالصواب~
1. Cara Membuat Catatan Tugas di Smartphone dan Laptop, Sangat Berguna!
2. Gadget, Sebuah Senjata Berbahaya Yang Dapat Mengancam Para Generasi Muda
3. 4 Hal yang Dapat Dilakukan Mahasiswa Agar Dapat Menyerap Materi Perkuliahan Lebih Baik Lagi
4. Benarkah Bank Syariah Dapat Menjadi Salah Satu Solusi Perekonomian Negara?
5. Apakah Infaq Harta yang Anda Berikan Memiliki Peran Ekonomi?
6. Apakah Bank Syariah yang Ada di Indonesia Benar-Benar Murni Merupakan Bank Syariah?
PROFIL PENULIS
Nama: SM. Arief Budiansyah
Pen Name: Ayib-kun
Prodi Ekonomi Syariah
Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indragiri
0 Komentar