Sabar adalah puncak islam dan iman, sekaligus hakikat agama yang semestinya. Sabar berarti menahan dan menabahkan diri agar senantiasa berteguh pada tutunan syariat agama islam. Dari satu sisi, sabar dan syukur masing satu makna. Akan tetapi, disisi lain, sabar merupakan esensi syukur. Syukur tidak bakal sempurna tanpa dibarengi kesabaran. Seseorang yang sabar berarti telah mensyukuri nikmat-nikmat yang Allah SWT anungrahkan kepada setiap umatnya.
Sabar memiliki beragam arti. Setiap tingkah laku menuntut kesabaran tersendiri. Ada sabar dari godaan maksiat dan hawa nafsu, sabar menjalani ibadah, sabar tatkala didera suatu musibah, sabar tatkala diberikan rasa sakit atau penyakit, ada sabar untuk tidak berkeluh kesah kepada sesama makhluk. Adapun lebih baik berfikir positiflah sesungguhnya Allah SWT tidak akan memberikan cobaan atau suatu musih melebihi batas kemampuan umatnya.
Dalam suatu firmannya, Allah SWT memuji munajat Nabiyullah Ayub kepada-Nya,”(Ya Tuhanku), sesungguhnya Aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang diantara semua Penyayang”.(QS. Al-Anbiya’:83), Allah SWT kemudian memuji dan mengakui ketabahan Nabi Ayub A.S,”Sesungguhnya kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar”.(QS. Shaad:44).
Kedua ayat tersebut mengilustrasikan bahwa Allah SWT memberikan cobaan kepada makhluk yang dicintai-Nya, karena ia ingin mendengar ratapan hambanya, hanya kepada-Nya. Ada begitu banyak faedah kesabaran. Ayat-ayat suci serta hadist Nabawai berulang kali menyebutkan keutamaan sabar. Allah SWT berfirman,”Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”.(QS. Az-Zumar:10).
Ketahuilah, pahala kesabaran tiada batas maupun ukuran. Orang yang sabar bakal mendapat balasan terbaik dari-Nya. Allah SWT dalam Firmannya,”Sesungguhnya kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.(QS. An-Nahl:96). Mereka ialah orang-orang yang memiliki sifat sabar, adalah sebagai panutan umat. Dalam Al-Qur’an Allah SWT menyebut tentang sabar lebih dari tujuh puluh ayat.
Mengenai keistimewaan sikap sabar, Rasulullah SAW bersabda,”Sabar adalah sebagian dari iman.” Dan beliu menambahkan pula,”Barangsiapa telah memperoleh keyakinan dan sifat sabar, maka kelak tak dipercayakan lagi apakah ia kerap bangkit untuk shalat malam atau banyak melakukan puasa sunnah.” Sabar adalah investasi akhirat. Ketika ditanya tentang iman, Rasulullah pernah memberi jawaban,”Iman adalah sabar dan mudah memaafkan.”
Yang dapat kita ambil hikmahnya ialah pangkal dari rasa syukur adalah kesenangan, adapun pangkal dari kesabaran adalah kesedihan. Namun, terkadang keduanya bermuara dari satu hal yang sama yaitu musibah dan sakit adalah salah satunya. Untuk sebagian orang, musibah tak ubahnya suatu kenikmatan, dan karena itu, kita harus mensyukurinya. Mengapa tidak, musibah adalah azab yang ditimpakan lebih cepat didunia. Dan itu berarti anungrah bagi umatnya. Sebab kelak ia akan terbebas dari siksa akhirat yang sejatinya lebih pedih dan lebih abadi.
Musibah juga nerupakan wujud tarbiyah Allah SWT kepada hamba-Nya yang beriman. Seakan-akan, dengan musibah itu Allah SWT mengingatkan manusia untuk apa kau mencintai dunia? Apa yang bisa diharapkan dari kesenangan dunia? Kenapa hatimu merasa nyaman dengan dunia? Inilah perhatian dari-Nya. Tiada bimbingan yang lebih indah dari bombingan-Nya. Karenanya, tiap insan patut mensyukuri. Dibalik bencana yang tampak oleh mata, tersimpan serpihan-serpihan hikmah yang lihur dari-Nya. Indah benar kalam-kalam Habib Ahmad bin Zein Al-Habsyi. Beliau berkata dengan kapasitanya. Insya Allah, rohani kita yang gundah bakal terhibur olehnya.
~والله أعلم بالصواب~
0 Komentar