Sistem-Sistem Ekonomi Modern | Gunawan



Di dalam buku “Pengantar BIsnis Syariah”  yang di tulis oleh Prof. Dr. Muhammad, M.Ag. ada 3 sistem dama ekonomi modern yaitu antara lain adalah:

a.       System Ekonomi Kapitalis
System Ekonomi Kapitalis identic dengan aliran klasik. Dasar filsafat kapitalisme adalah liberlisme. Walaupun pikiran Sistem Ekonomi Kapitalis sudah banyak dimulai oleh para pemikir terdahulu, namun yang dianggap sebagai pendiri resmi dari Sistem Ekonomi Kapitalis adalah Adam Smith (1723-1790 M) dengan bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Semboyan kapitalisme adalah laissez faire et laissez passer, le monde va de lui meme (biarkan ia berbuat dan biarkan ia berjalan, dunia akan mengurus diri sendiri). Pada dasarnya istilah ini diserukan oleh aliran fisiokrat (abad 18), dan menunjukkannya dengan jelas tentang keterpengaruhan Adam Smith pada aliran fisiokrat dengan tokohnya Francois (1694-1774 M).
Dalam bentuk slogan, ada 3 dasar system ekonomi kapitalis:
1.       Liberalism,bermaksud bahwa individu bebas untuk merealisasikan kepentingan individu mereka.
2.       Utilitarianism, bermaksud bahwa kebahagian individu dan public akan terwujud dengan perwujudan kenikmatan dan penghindaran kesusahan dalam arti materi.
3.   Harmony,bermaksud bahawa tidak ada pertentangan antara kepentingan individu dengan public karena kepentingan public akan terwujud apabila individu sudah mewujudkan maslahat pribadinya.

b.      System Ekonomi Sosialis
Pada hakekatnya pemikiran system Ekonomi Sosialis sudah ada sebelum kemunculan Karl Marx, namun Bapak sosialisme yang termasyhur adalah Karl Marx (1818-1883 M) karena ia menggabukan pikiran-pikiran dari banyak ahli yang mendahuluinya.
          Ciri-ciri system Ekonomi Sosialisme yaitu:
1    Semua sember daya ekonomi (alat-alat produksi, tanah, perusahaan, bank) dimiliki dan dikuasai oleh Negara atas nama rakyat. Tidak ada hak milik perorangan atas alat-alat produksi. Petani tidak dapat memeiliki tanahnya sendiri.
2.       Seluruh kegiatan ekonomi atau produksi harus diusahakan bersama. Tidak ada usaha swastam semua perusahaan (termasuk usaha tani) adalah perusahaan Negara (stat enterprise).
3.       Apa dan berapa yang diproduksikan ditentukan berdasarkan perencanaan pemerintah pusat (central planning) dan diusahakan langsung oleh negara.
4.       Harga-harga ditetapkan oleh pemerintah; penyaluran barang dikendalikan oleh Negara, sehingga tidak terdapat kebebasan pasar.
5.       Semua warga masyarakat adalah “karyawan” yang wajib ikut berproduksi menurut kemampuannya, dan akan diberi upah menurut kebutuhannya.
6.       Kenyataan menunjukkan bahwa system Ekonomi Sosialis tidak bisa mewujudkan janji-janjinya yang muluk tentang sorga sosialis. Dari uraian tentang hakikat system Ekonomi Sosialis ini, penulis menarik beberapa kesimpulan yang berhubungan dangan perlindungan konsumen.
7.       Oleh karena tidak adanya persaingan pasar, konsumen dapat memenuhi kebutuhan secar layakm namun konsumen tidak memperoleh daya guna atau kepuasan maksimal dari barang. System perencanaan terpusat dalam segala kegiatan ekonomi, membuat para konsumen kehilangan kebebasan dalam memilih barang yang mereka ingin atau yang mereka butuhkan.
8.       Semua masyarakat adalah konsumen yang terdiri dari berbagai lapangan kerja, mereka selalu dimotivasi untuk melakukan yang terbaik bagi kepentingan sosial, tanpa peduli pada kepentingan diri sendiri.

c.       System Ekonomi Islam
Islam juga mengandung beberapa ciri kapitalisme, seperti berlakunya asas supply dan demand, adanya pengakuan terhadap kepemilikan pribadi untuk alat-alat dan sumber produksi, adanya kebebasan berkontrak, setiap individu bebas memilih lapangan pekerjaan, para produsen bebas menentukkan apa dan berapa yang akan diproduksi, dan harga dibentuk oleh kebebasan pasar (free market).
          Sejak dari awal system ekonomi Islam sudah keluar dari dilemma yang dihadapi ahli ekonomi modern, bahwa apabila mekanisme pasar dibebaskan sedangkan peranan Negara dikecilkan, maka akan terjadi banyak penyimpangan oleh kelompok ekonomi kuat atas pihak yang lemah, sedangkan apabila Negara terlalu banyak mengatur mekanisme pasar dan berlaku sebagai penyedia atas keseluruhan kebutuhan masyarakat, maka akan terjadi stagnasi ekonomi dan inefesiensi massal, sebagaimana yang telah terjadi pada Negara Uni Soviet yang terpaksa bangkrut karena mekanisme pasar dibunuh dan Negara dianggap serba bisa mengatasi segala permasalahan ekonomi.

~والله أعلم بالصواب~

Posting Komentar

0 Komentar