Segala puji bagi Allah yang telah
menjadikan manusia memiliki cinta. Dengan cinta, kehidupan terasa indah. Dengan
cinta, ibadah dan muamalah semakin bermakna. Cinta memilki sejuta makna. Cinta
tak peduli usia, waktu, maupun tempat. Dalam ibadah terdapat tiga rukun utama
yaitu cinta, takut, dan harap. Bahkan makna ibadah menurut Syaikhul-Islam
adalah sesuatu yang mencakup kesempurnaan cinta dan ketundukkan. Banyak umat
Nabi Muhammad SAW yang mengaku cinta kepada Allah, namun banyak pula di antara
mereka yang tidak merealisasikannya dengan
Cinta kepada Allah merupakan konsekuensi keimanan.
Tidak akan sempurna tauhid (peng-Esaan) kepada Allah hingga seorang hamba
mencintai Tuhannya secara sempurna. Kecintaan tidak bisa didefinisikan dengan
lebih jelas keculai dengan kata “kecintaan” itu sendiri. Dan tidak bisa
disifatkan dengan yang lebih jelas seperti kata “kecintaan ” itu sendiri. Tidak
ada sesuatu yang esensinya patut dicintai dari segala sisi selain Allah,
yang memang tidak boleh ada penyembahan, peribadatan, ketundukan dan kepatuhan
serta kecintaan yang sempurna kecuali hanya kepada Nya –subhanahu wa ta’ala-.
Cinta kepada Allah, bukanlah sembarang cinta; tidak
ada suatu apapun yang lebih dicintai dalam hati seseorang selain Sang
Penciptanya, Kreatornya. Dialah Tuhannya, Sesembahannya, Pelindungnya,
Pengayomnya, Pengaturnya, Pemberi rezekinya, dan Pemberi hidup dan matinya.
Maka mencintai Allah –subhanahu wa ta’ala- merupakan kesejukan hati, kehidupan
jiwa, kebahagiaan sukma, hidangan batin, cahaya akal budi, penyejuk pandangan
dan pelipur perasaan.
Mengapa
Kita harus Mencintai Allah ?
Ada beberapa hal mendasar yang
mengharuskan kita mencintai Allah SWT, di antaranya yaitu :
1. Karena
Allah SWT berkata tentang orang-orang yang dicintai-Nya : “Katakanlah : “JIka
kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu. “Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.
Ali-Imran [3]:31)
2. Karena
Allah SWT yang telah menciptakan kita semua dari tidak ada, lalu Dia
menyempurnakan penciptaan kita dan memberikan anugerah dengan berbagai
keutamaan melebihi orang-orang yang diberi keutamaan, di antaranya dengan
kenikmatan Islam. Allah SWT pun memberikan reziki yang teramat banyak kepada
kita tanpa kita meminta-Nya dan Dialah yang memiliki surga sebagai
balasan amal-amal, sebagai pemberian dan keutamaan, ini merupakan
keutamaan yang awal dan akhir.
3. Rasulullah
SAW berdoa agar mencintai Allah SWT. Dan beliau SAW adalah teladan kita, jika
demikian halnya maka kitapun harus mencari cinta Allah SWT sebagai wujud itibak
dan peneladanan kita kepada beliau SAW : “Ya Allah, aku memohon cinta-Mu dan
cinta orang yang mencintai-Mu dan cinta terhadap amalan yang akan mendekatkanku
kepada cinta-Mu”. HR. Al-Tirmidzi.
Tanda-Tanda
Cinta Allah Kepada Hambanya
Ketahuilah, semoga Allah senantiasa
merahmati kita semua, sesungguhnya segala sesuatu itu memiliki tanda,
demikian pula halnya kecintaan Allah kepada hambanya pun memiliki tanda-tanda
di antaranya :
1. Ber-itibak
(mengikuti) kepada Rasulullah SAW. Hal ini merupakan sebuah kewajiban bagi kita
sebagai Umat Rasulullah SAW. Siapa saja yang paling mengikuti syariat
Rasulullah SAW maka dia adalah orang yang paling taat kepada Allah SWT dan
paling mendapatkan cinta dan ampunan dari-Nya.
2. Banyak
mengamalkan amalan-amalan sunnah seperti shalat Sunnah, Puasa Sunnah, Haji
Sunnah, Sedekah Sunnah dll. Sebagaimana dalam hadist qudsi Allah SWT berfirman
: “Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan-amalan
Sunnah sampai Aku mencintainya”. HR. Bukhari
3. Penerimaan
penduduk bumi terhadapnya dan mereka mencintainya. Hal ini di karenakan apabila
Allah SWT mencintai seorang hamba maka Allah memerintahkan kepada Malaikat
Jibril untuk meletakkan penerimaan terhadapnya di muka bumi, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW : “Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah menyeru kepada
Malaikat Jibril bahwasanya Allah mencintai fulan (seseorang) maka cintailah dia
‘lalu Malaikat Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk
langit ‘Sesungguhnya Allah mencintai-nya, kemudian diletakkan penerimaan
kepadanya pada seluruh penghuni bumi.” HR. Bukhari.
Macam-Macam
Cinta Kepada Allah
Cinta merupakan amalan hati yang bisa
menjadi sebuah ibadah atau justru kemaksiatan. Oleh karena itu, para ulama
membagi cinta menjadi beberapa macam :
1. Ibadah
yaitu cinta yang merupakan bagian dari sebuah ibadah yang agung yang tidak
boleh dipalingkan kepada selain Allah SWT. Hal ini adalah mencintai Allah SWT
dan mencintai semua yang dicintai-Nya. Dalilnya adalah : Adapun orang-orang
yang beriman amat sangat cintainya kepada Allah. (QS. Al-Baqarah [2] : 165)
2. Syirik
yaitu cinta kepada selain Allah SWT yang disertai ketundukan dan pengagungan
terhadap yang dicintainya yang hal tersebut tidak layak diberikan kecuali hanya
kepada Allah SWT semata. Dalilnya adalah firman Allah SWT : “Dan di antara
manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah ;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. (QS. Al-Baqarah [2] :
165).
3. Kemaksiatan
yakni seperti kecintaan kepada kemaksiatan-kemaksiatan, cinta kepada bidah dan
pelakunya serta cinta kepada perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah SWT
sebagaimana firman Allah SWT : “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar
(berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang
beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. An-Nur [24] : 19).
4. Cinta
Tabiat, seperti kecintaan kepada kedua orang tua, kepada anak-anaknya, keluarganya
dll. Yang hal ini merupakan tabiat setiap manusia. Maka hal ini dibolehkan oleh
Allah SWT. Allah berfirman : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan
sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia , dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (Surga). QS. Ali Imran [3] : 14).
wallahu a’lam bisshowaab
0 Komentar