Patah Hati Terhadap Dunia


Jalaluddin Rumi mengatakan bahwa :
“Sufi adalah seorang lelaki atau seorang perempuan yang patah hati terhadap dunia”.

Makna patah hati tersebut bisa ditafsirkan dengan dua keadaan. Dia meninggalkan dunia atau bisa juga dunialah yang meninggalkannya.

Kadang ada kalanya seseorang yang telah memiliki segalanya pun merasa dirinya hampa karena tidak menemukan titik dari manisnya iman. Karena itulah dia meninggalkan dunia (harta dan tahta) yang telah dimiliki demi menemukan kedamaian jiwa. Di satu sisi ada dia yang tidak memiliki apapun dan hati kecilnya merasa bahwa tidak ada yang berpihak padanya bahkan duniapun meninggalkannya. 

Kedua keadaan tersebut sama baiknya jika dihadapi dengan mengharap ridha Ilahi. Orang yang meninggalkan hartanya dan memilih sederhana ialah orang yang zuhud dan orang yang mungkin kurang beruntung terhadap nikmat dunia lalu merasa terluka , itu bukanlah menjadi suatu hambatan. Karena luka adalah tempat dimana cahaya memasukimu. 

Inti dari kehidupan ini adalah kembali. Kembalilah dengan tenang. 


يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾

Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai, lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku (QS al-Fajr [89]: 27-30).

Shadaqallahul'Azhim

Posting Komentar

0 Komentar