Sejarah Al-Quran Dari Awal Diturunkan Hingga Menjadi Mushaf



Pada kesempatan kali ini penulis akan memaparkan hasil belajar dan bacaan penulis tentang proses turunnya kitab suci umat islam yakni Al-Quran

Para ulama sepakat Al-quran sudah jelas diterangkan didalam al-quran bahwa turunnya terdapat pada bulan Ramadhan. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 185 :

شهر رمضان الذى انزل فيه القرأن

Artinya : "Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkan nya Al Quran"

Kemudian terdapat juga dalam surat Ad-dukhan ayat 3 :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ

Artinya : "Sesungguhnya kami menurunkannya (Al Quran) pada malam yang diberkahi"

Hal ini terdapat juga dalam surat Al-Qadr ayat 1 :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya : "Sesungguhnya kami turunkan Al Quran pada malam Qadar"

Turunnya Al Quran pada proses pertama memang terjadi pada bulan Ramadhan, tetapi tiada satu pun yang tahu hari apa, tanggal berapa, bulan apa dan tahun ke berapa ia diturunkan, hanya Allah SWT yang mengetahui secara spesifik dan rinci. Yang jelas Al Quran turun pada periode ini jelas terjadi bukan pada masa Rasulullah, mungkin sudah jauh turun sebelumnya.

Terkait dengan bagaimana turunnya al-quran juga terdapat dalam hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Ra yang menyatakan bahwa Al-Quran turun melalui dua proses : proses pertama ia diturunkan ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar dan proses kedua ia diturunkan ke muka bumi selama 20-an tahun
Dua proses ini para ulama mengatakan berbeda waktu terjadinya, pada proses pertama Al Quran di turunkan secara keseluruhan dari Allah menuju langit dunia. Pada proses kedua diturunkan secara berangsur-angsur dari langit dunia melalui perantara malaikat Jibril kemudian disampaikan kepada Rasulullah yang dimulai pada surat Al Alaq ayat 1-5 pada tanggal 17 bulan Ramadhan. Hal inilah yang biasa disebut oleh orang orang dengan istilah malam nuzul qur'an.

Beberapa fakta tentang penulisan Al-Quran

1. Al Quran turun tidak dalam bentuk tulisan

Buku yang pertama kali ditulis dalam sejarah islam adalah Al Quran. Namun pada saat pertama kali disampaikan kepada Rasulullah Al-Quran tidak berbentuk buku, catatan, ataupun tulisan tulisan yang berisi : 30 juz, 114 surah apalagi terdapat terjemahan bahasa Indonesia, tidak sama sekali. Melainkan Al Quran hanyalah ucapan suara malaikat Jibril yang menirukan kalam Allah SWT kemudian direkam oleh Rasulullah dan tersimpan didalam sanubari.

2. Kitab terdahulu berupa tulisan

Yang menjadi alasan kenapa nabi Muhammad SAW menerima wahyu dalam bentuk ucapan yakni, jika memang terjadi pada saat itu Jibril membawa benda-benda tertentu yang berukir dan bertuliskan ayat ayat Al Quran, tentu sangat bertentangan dengan keadaan Rasulullah yang dikenal sebagai seorang yang Ummi (tidak membaca dan tidak menulis)

Namun hal itu berbeda dengan para nabi dan rasul terdahulu, Kitab dan wahyu yang diturunkan berupa sarana atau media baik itu berupa batu atau lembaran lembaran, seperti hal nya nabi Musa dan Nabi Ibrahim yang menerima wahyu dalam bentuk "Luh" dan "Suhuf".

3. Teks Al Quran beredar ditengah sahabat

Diantara fakta yang tidak terbantahkan adalah bahwasanya penulisan Al Quran sudah terjadi pada saat awal turun nya wahyu. Hal ini terlihat dalam kisah masuk Islamnya sahabat Umar bin Khattab setelah meminta tulisan Al Quran dari tangan adiknya Fatimah pada saat ia mendengar bacaan yang berlafazkan surat Thaha yang dilantunkan Fatimah. Hal inilah yang menandakan bahwa tulisan Al Quran telah beredar dikalangan sahabat.

4. Para penulis Wahyu

Rasulullah SAW sendiri sebagaimana telah dijelaskan diatas beliau bukan seorang penulis dan pembaca. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah surat al-ankabut ayat 48 : 

وَمَا كُنتَ تَتْلُوا۟ مِن قَبْلِهِۦ مِن كِتَٰبٍ وَلَا تَخُطُّهُۥ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَّٱرْتَابَ ٱلْمُبْطِلُونَ

Artinya : "Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu)".

Secara teknis dalam hal penulisan pada saat itu Rasulullah SAW memanggil para sahabat seperti : Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Sa'ad dan masih banyak sahabat lainnya, untuk menuliskan ayat ayat yang telah beliau Terima dari malaikat jibril. Namun yang sering kita dengar dan kita ketahui paling menonjol dalam hal penulisan ini adalah Zaid bin Tsabit.

5. Media Penulisan

Saking perhatian dan khawatir nya Rasulullah terhadap keaslian Al Quran sampai sampai beliau melarang para sahabat menulis selain dari teks teks Al Quran

Dimasa itu media penulisnya belum modern yang menggunakan kertas dan tinta apalagi mesin ketik, laptop atau komputer seperti yang kita kenal saat ini. Karena memang kertas pada saat itu langka, bahkan bisa disebut belum ditemukan dan diproduksi.

Media yang paling populer pada saat itu adalah diatas usub (pelepah kurma), likhaf (batu pipih), riqa' (kulit hewan), izhamul aqtab (tulang onta), adhla (tulang rusuk), aqtab (kayu di punggung unta).

6. Huruf yang unik

Pada saat itu jika kita yang melihat tulisan aslinya maka akan terheran dengan keunikan dan keanehannya, jangan kita berfikir mampu membacanya walaupun sudah puluhan kali khatam membaca dan belajar Al Quran. Sebab huruf-huruf nya tidak menggunakan titik, baris dan hamzah. Sehingga sulit untuk membedakan antara huruf huruf serupa dengan vokal yang tidak kita ketahui tanpa tajwid.

7. Bernilai Tauqifi

Meskipun tetap dalam pengawasan Nabi Muhammad Saw, namun Mushaf asli generasi pertama adalah hasil tulisan tangan para sahabat, bukan semata mata turun dari langit yang langsung tertulis. Walaupun demikian penulisan tersebut bernilai Tauqifi sebab pada saat penulisan selesai setiap satu ayat para sahabat di suruh oleh Nabi untuk membacakan dan mengulang ulang apa yang telah dituliskan nya, sehingga jika terdapat kekeliruan dan kesalahan langsung diperbaiki dan direvisi.

8. Seluruh ayat sudah turun lengkap

Pada bulan rabiul awal wafatnya Nabi Muhammad Saw, seluruh ayat Al-Quran telah lengkap diturunkan secara keseluruhan. Sebagaimana dijelaskan oleh ulama ayat yang terakhir kali turun adalah surat al-maidah ayat 3 yang diturunkan ketika Nabi Muhammad wukuf di Arafah tahun kesepuluh Hijriah. Meskipun ada beberapa riwayat menyatakan bahwa bukan ayat ini yang terakhir diturunkan, namun yang masyhur kita dengar adalah surat al al-maidah ayat 3 :

Artinya : "Pada hari ini telah kesempurnakan kepada kamu agamaMu, dan telah kecukupkan kepada kamu nikmat ku, dan telah ku Ridhoi islam jadi agama bagimu."

9. Pengumpulan Al-Quran

Pengumpulan Al-Quran dilakukan ketika masa khalifah Abu Bakar Ra dan Ustman bin Affan Ra. Maksudnya adalah mengumpulkan teks tulisan Al-Quran menjadi satu Mushaf sesuai dengan urutan ayat dan surat aslinya di Lauhul Mahfuz seperti yang kita bisa lihat sekarang ini yang diawali dengan surat Al Fatihah dan di akhiri surat An Nash. itulah salah satu alasan pengumpulan teks teks Al Quran tersebut, karena pada masa diturunkan kepada Nabi Muhammad belum tersusun, sebab proses turunnya dilakukan secara berangsur-angsur sesuai dengan kejadian kejadian pada saat itu. 

Alasan lain adalah pada saat priode khalifah Abu Bakar Ra banyak para sahabat yang hapal Al Quran meninggal dunia akibat perang Yamamah yang dipelopori oleh Musailamah Al Kazab. Hal inilah yang dikhawatirkan oleh sahabat Umar, sehingga diusulkan lah sebuah proyek pengumpulan Al Quran secara keseluruhan agar tidak lenyap dikemudian hari. 

Atas inisiasi Umar tersebut kemudian khalifah Abu Bakar menyetujui dan memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk menyusun kepingan kepingan Al Quran tersebut sesuai dengan kelompok ayat dan surat nya. Pengerjaan proyek itu terbilang singkat hanya berkisar selama dua tahun, setelah terkumpul menjadi sebuah bundel. Kemudian kumpulan tersebut diserahkan kepada Umar bin Khattab dan disimpan oleh Sayyidatina Khafsah yang juga berstatus istri Nabi.

10. Standarisasi pada masa Utsman (Mushaf Utsmani)

Standarisasi awalnya dimulai dari perseteruan dua kubu umat islam, ketika terjadi pembebasan wilayah baru. Para muslim pada saat itu dikerahkan diberbagai tempat yang berbeda. Namun setelah bertemu antara satu dengan yang lain terjadi perselisihan bacaan Qira'at Al Quran, sehingga memicu pertengkaran dan bahkan saling mengkafirkan.

Kemudian salah satu sahabat yang bernama Hudzaifah meninggalkan peperangan dan melapor kepada khalifah Utsman tentang hal itu. Atas laporan itu khalifah Utsman segera merancang proyek besar yang strategis dengan membentuk tim empat : Zaid bin Tsabit, Said bin Al-Ash, Abdullah bin Zubair, dan Abdurrahman bin Hisyam. Barulah pada masa ini Al Quran tampak seperti buku pada umumnya. Setelah tercetak beberapa Mushaf khalifah Utsman kemudian mengirimkan beberapa cetakan tersebut keberbagai kota, wilayah dan daerah. Dalam hal ini terdapat perbedaan riwayat, ada yang mengatakan 5 Mushaf, 6 Mushaf, 7 Mushaf bahkan 8 Mushaf yang dikirimkan pada saat itu. 

Setelah beberapa waktu distandarisasi oleh khalifah Utsman, maka Mushaf lama yang disimpan oleh para sahabat nabi dibakar dan dilenyapkan dengan beberapa alasan :
Masih tertib nuzuli, tidak lengkap, masih bercampur unsur penjelasan, belum menampung perbedaan qiraat, dan rasm belum standar, untuk mengantisipasi perpecahan. 




Wallahualambhissawab
Semoga dengan tulisan singkat ini bisa dijadikan wawasan dan khasanah pengetahuan sebagai bahan diskusi dalam mengenal lebih dalam tentang Al Quran


Posting Komentar

0 Komentar