Rusmeli
QIRAAT IMAM IBNU AMIR ASSYAMI
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Amir bin Yazid bin Tamim bin Rabi’ah bin Amir Al –Yahshabi. Beliau lahir pada tahun 21 H, sebagian sejarah mengatakan beliaulahir pada tahun 28 H.
Dalam kitab”Al-Syatibiyyah” karya Abi Al-Qosim bin Firruh,ibnu Amir dinisbahkan ke buyutnya atau kabilah di Yaman, yaitu Al-Yahshabi bin Dahman.beliau merupakan murni keturunan Arab,yang tidak tercampur Nashabnyaoleh keturunan Ajam ,(selain Arab).Ada dua imam Qira’at sab’ah yang murni keturunan Arab ,yaitu Abu Amr bin Al –Ala’dan ibnu Amir asy-syami .
Imam asy-syami ini merupakan salah satu imam Qira’at sab’ah yang paling bagus dan tertinggi sanadnya,dan termasuk tabi’in senior di negara syam,imam asy-syami ini merupakan panutan dan imam masyarakat syam dalam bidang Qira’at Al-Quran dan menjadi pemungkas masyikhah iqra setelah wafatnya Abi Darda.
bacaan Al- fatihah imam ibnu Amir Assyami pada ayat “maalikiau middin” di baca pendek mim pada ayat tersebut. (malikiau muddin)
Aktivitas nonformal beliau sehari-hari selain mengisi pengajian dan mengajar Alquran, adalah menjadi imam tetap kaum muslimin di masjid umawiyyah pada masa khalifah umar bin abdul aziz, baik sebelum dan sesudah kekhalifahan nya dan beliau ber makmum di belakangnya. Ini menunjukkan ke luhuran dan kemuliaan beliau diangkat menjadi seorang imam sholat di sebuah masjid resmi kenegaraan pada masa umar bin abdul aziz. Maka wajar beliau mendapat mandat untuk merangkap jabatan sebagai Qadi atau hakim, imam dan maha guru alquran di damaskus. Damaskus saat itu menjadi pusat pemerintahan dan dikelilingi soleh para ulama dan para tabiin. Mereka semua sepakat menerima qira’at imam Assyami ini, membaca dan mempelajari nya, sementara mereka semua adalah generasi awal dan unggul. Ini menunjukkan bahwa qira’at assyami ini adalah mutawatir dan dapat dipertanggungjawabkan kesahihan nya.
Jika dilihat dari transmisi sanad imam asyami ini, maka imam ini termasuk generasi ketiga dari nabi dari jalur al mughirah. Sedangkan jika dilihat dari jalur Abi Darda dan Utsman termasuk generasi kedua. Artinya transmisi sanad ini yang tertinggi di antara imam qira’at sa’adah yang lain. Maka tak ayal sebagian ulama qira’at imam assyami ini pada urutan pertama di antara para imam qira’at yang lain karena ketinggian sanadnya, namun sebagian yang lain menempatkan imam Nafi pada urutan pertama karena kemuliaan tempatnya yaitu madinah. Disanalah jasad manusia terbaik dan ter luhur kebaikannya dikebumikan
0 Komentar