KEMUKJIZATAN AL-QUR'AN | Imel Khan

NAMA             : IMEL KHAN 

NIM                 : 602201010016

PRODI             : MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEMESTER    : 2 KELAS A

MATKUL        : ULUMUL QUR-AN


KEMUKJIZATAN AL-QUR`AN


Secara etimologi mukjizat adalah kata  إعجاز  أعجز- يعجز-dari yang bermakna melemahkan atau menetapkan kelemahan. Sedangkan إعجاز (kemukjizatan) adalah ketidakmampuan seseorang melakukan sesuatu yang merupakan lawan dari ketidak berdayaan. Dalam kitab  مباحث في علوم القرأن karangan Mannā` Khalīl al-Qaṭṭān, beliau menjelaskan bahwa mukjizat ialah sesuatu hal luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari perlawanan. Nabi Muhammad SAW memiliki mukjizat yang berupa al-Qur`an Al-karim yang digunakan untuk menantang orang-orang yang tidak mempercayai bahwa Nabi utusan Allah.

Dalam buku “Sejarah Al-Qur`an”  karangan Drs. H.A. Mustofa, beliau menjelaskan bahwa mukjizat ialah suatu hal atau perbuatan  yang luar biasa, yang dijadikan Tuhan timbul dari Rasul-rasulNya, dan Rasul-rasul tersebut minta tandingan kepada orang-orang yang tidak mempercayai kerasulannya, supaya orang-orang tersebut mencoba pula melakukan hal-hal seperti yang telah dilakukan Rasul-rasul tersebut, dan ternyata orang-orang itu tidak dapat menandingi keajaiban tersebut. Dengan demikian terbuktilah kebenaran Rasul-rasul tersebut.

Segi-segi Kemukjizatan Al-Qur`an

Segi kemukjizatan al-Qu`ran, antara lain:

a.       Segi bahasa

Gaya bahasa al-Qur`an membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum dan terpesona. Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka masuk islam, seperti masuk islamnya sahabat Umar Bin Khattab, beliau masuk islam dikarenakan membaca petikan ayat-ayat al-Quran. Dan pada hakikatnya lafal, makna, keanekaragaman ajaran, keserasian susunan dan hurufnya menunjukkan kemukjizatan al-Qur`an. pada setiap lafal al-Qur`an mengandung keindahan dan pelajaran. Kisah-kisah tentang masa lalu yang dibawakan al-Qur`an, baik cerita pendek maupun panjang, tidak mungkin dapat ditandingi  oleh kisah-kisah yang disampaikan para pujangga.

b.      Segi ilmiah

Para pakar selalu berusaha meletakkan metodologi ilmiah untuk mengikat rantai fenomena-fenomena yang saling berkaitan dalam kehidupan dan di alam semesta ini. Allah telah menyeru manusia untuk melakukan riset dan belajar, sebagaimana tercantum pada surah yang turun pertama kali kepada Nabi Muhammad, yakni Q.S. al-`Alaq ayat 1-5, yang artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Begitu juga Rasulullah menganjurkan untuk mempelajari al-Qur`an dan mendalaminya dalam sabdanya,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْاَنَ وَعَلَّمَهَ (رواه البخاري و مسلم و ابو داود)

“sebaik-baiknya kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.”(HR. Bukhāri, Muslim, dan Abū Dāwud).

c.        segi tasyri`

Al-Quran menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma, sopan santun, undang-undang politik, ekonomi, sosial serta hukum-hukum ibadah. Tentang aqidah, al-Qur`an mengajak kita umat manusia pada aqidah yang suci dan tinggi, yakni beriman kepada Allah Yang Maha Agung serta meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.[16] Apabila aqidah seorang muslim telah benar, maka ia wajib menerima segala syari`at al-Qur`an baik menyangkut kewajiban maupun ibadah, sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Muddathir [74]: 38,

كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِيْنَة [۳۸]

“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.”

Dan al-Qur`an telah menetapkan kaidah-kaidah pemerintahan Islam ini dalam bentuk yang ideal dan baik. Yaitu suatu pemerintahan yang didasarkan pada musyawarah, persamaan, dan larangan kekuasaan individua.

Sumber buku: Mustofa, Sejarah Al-Qur`an (Surabaya: al-Ikhlas,1994), dan M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur`an: Di tinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah,dan Pemberitaan Gaib (Bandung: Mizan, 1997).

Posting Komentar

0 Komentar